Pada hari Kamis, 17 Oktober 2024, SMK Dinamika Pembangunan 1 Jakarta menggelar kegiatan workshop yang bertajuk “Pengembangan Teaching Factory”. Kegiatan ini merupakan bagian dari program SMK Pusat Keunggulan (PK) yang bertujuan untuk memberikan pemahaman teaching factory (TEFA) di kalangan pendidik dan tenaga kependidikan.
Sambutan pembukaan disampaikan oleh perwakilan yayasan Bapak Mulyana, S.H. selaku Kepala Biro Hukum, Keamanaan & Litbang) pada pukul 07.45 WIB yang menyambut kehadiran narasumber Bapak Wikan Sakarinto, S.T., M.T., PhD. yang pernah menjabat sebagai Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud RI dan menyambut kehadiran peserta workshop dari SMK Dinamika Pembangunan 1 Jakarta serta sekolah komunitas yang ikut serta dalam kegiatan workshop pada hari ini. Beliau berharap seluruh pendidik dan tenaga kependidikan untuk memiliki mindset dalam memajukan sekolah agar meghasilkan kualitas peserta didik yang unggul. Melalui pembelajaran teaching factory beliau berharap agar seluruh pendidik dan tenaga kependidikan menjadi paham serta dapat mengimplementasikan workshop pada hari ini dalam pembelajaran.

Sambutan pembukaan juga disampaikan oleh Kepala Sekolah Bapak Sukarno, S.T., M.M. pada pukul 08.00 WIB yang kembali menyambut kehadiran narasumber dan peserta workshop pada hari ini. Beliau berharap agar Workshop Pengembangan Teaching Factory (Penguatan Kemitraan dan Workshop Pembelajaran TeFa) dapat menambah ilmu serta wawasan baru tentang pembelajaran dan dapat diimplementasikan pendidik dan tenaga kependidikan dalam melaksanakan tugas keseharian yaitu mendidik peserta didik sebagai generasi penerus bangsa yang terbaik.

Materi disampaikan oleh Bapak Wikan Sakarinto, S.T., M.T., PhD. Selaku Advisor PT. United Tractors Tbk. serta Direktur Akademi Inovasi Indonesia dengan judul pengembangan Teaching Factory (Penguatan Kemitraan dan Workshop Pembelajaran TeFa) dengan Host Bapak Rizky Aditya, S.Sos. dari United Tractor. Dihadapan seluruh peserta workshop, Pak Wikan menyapa dengan hangat kehadiran serta antusias seluruh peserta workshop. Beliau menyampaikan bahwa jenjang pendidikan penyumbang pengangguran tertinggi di Indonesia adalah lulusan SMK. Lulusan SMK tidak terserap dengan baik di dunia kerja karena berbagai alasan, salah satunya karena kurangnya soft skill & karakter yang dimiliki oleh peserta didik di jenjang SMK. Pak Wikan menyampaikan bahwa dalam dunia kerja pihak industri lebih tertarik pada seseorang yang menguasai soft skill dan karakter yang baik. Soft skill yang dimaksud diantaranya ialah kemampuan komunikasi, kemampuan pemecahan masalah, kemampuan berpikir kreatif, teamwork, leadership, dan banyak kemampuan lainnya. Selain itu beliau juga menyampaikan, industri juga mengharapkan peserta didik yang lulus memiliki karakter diantaranya, jujur, kemauan belajar yang tinggi dan pekerja keras. Pendidikan vokasi seringkali hanya terfokus untuk mengedepankan hard skill, namun kurang dalam menumbuhkan soft skill dan kurang melatih karakter yang dibutuhkan peserta didik. Beliau mengatakan jika kebanyakan praktek dan pembelajaran yang dilakukan di sekolah merupakan pembelajaran yang mengedepankan hafalan tanpa konteks, sehingga kedepannya akan lebih mudah dilupakan dan tidak akan ada kebermanfaatannya bagi peserta didik.

Pak Wikan menyatakan jika teaching factory bukan hanya tanggung jawab pendidik produktif saja, akan tetapi seluruh pendidik termasuk pendidik normatif & adaptif (normada) yang juga menjadi pondasi untuk mewujudkan pembelajaran teaching factory. Sehingga seluruh pendidik memiliki peran penting dalam menghasilkan lulusan yang kompeten dalam dunia kerja yaitu kemampuan hard skill, kemampuan soft skill, karakter, dan attitude. Tujuan TeFa merupakan real work-based learning, diantaranya: 1) menciptakan SDM/lulusan yang sesuai dengan profit lulusan yang dirancang serta kompetensi lulusan yang diharapkan di dunia kerja, meliputi soft skills, hard skills, karakter dan attitude, 2) menciptakan pola pendidikan dan suasana pembelajaran yang semaksimal mungkin mendekati situasi dan tantangan nyata di dunia kerja, 3) mendorong dan memfasilitasi peserta didik untuk berkembang menjadi versi terbaiknya, sesuai dengan minat, bakat serta passion, 4) menciptakan suasana industri/dunia kerja, serta budaya kerja yang disiplin dan profesional, dan 5) menguatkan kualitas dan realisasi link and match yang komprehensif antara dunia pendidikan dengan berbagai mitra industri dan dunia kerja. Alur dan SOP dalam pengembangan TEFA dan PJBL, diantaranya: 1) memahami keinginan DUDI, 2) memahami kurikulum, 3) memahami materi dari DUDI, 4) memahami konsep serta pola TEFA dan PJBL, 5) mematangkan alur semester pada kurikulum, 6) menentukan bentuk TEFA, 7)menentukan level peran siswa pada TEFA, 8) menentukan target TEFA bagi siswa baik itu omset maupun non-omset, dan 9) business plan atau rencana bisnis.

Peserta workshop ini tidak hanya berasal dari SMK Dinamika Pembangunan 1 Jakarta. Bapak Sukarno, S.T., M.M. selaku kepala sekolah juga mengundang perwakilan PTK dari sekolah-sekolah yang tergabung dalam program sekolah komunitas sesuai SK Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta. Peserta workshop ini tidak hanya diikuti oleh pendidik kejuruan dari SMK Dinamika Pembangunan 1 Jakarta. Bapak Sukarno, S.T., M.M. selaku kepala sekolah juga mengundang pendidik umum. Workshop ini memberikan kesempatan bagi seluruh pendidik untuk memahami pengembangan teaching factory di dunia pendidikan dan industri sehingga dapat menambah wawasan bagi seluruh pendidik dan diharapkan pendidik akan dapat melakukan pembelajaran yang lebih efektif kedepannya.