Hari Nasional ini yang ditetapkan melalui Keppres No.316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959. Tepat pada tanggal 2 Mei bangsa Indonesia memperingati Hari Pendidikan Nasional atau biasa disebut dengan (HARDIKNAS). Tanggal tersebut diambil dari hari lahir salah satu tokoh perjuangan pendidikan di Indonesia.
Ki Hadjar Dewantara atau Raden Mas Soewardi merupakan sosok tokoh pendidikan yang berjasa memajukan pendidikan di Indonesia . Atau yang dulu dikenal sebagai pengurus Boedi Oetomo dan Sarikat Islam, Ki Hadjar Dewantara sangat populer di kalangan masyarakat Ing Ngarso Sun Tulodo, Ing Madyo Mbangun Karso, Tut Wuri Handayani.
Perjuangan Ki Hadjar Dewantara merupakan perbuatan yang sangat mulia dan juga tidak mudah. Pasalnya, kala itu bangsa Indonesia masih dilanda kebodohan, keterbelakangan akibat penjajahan belanda. Namun, pergerakan dari sosok perjuangan itulah yang memajukan pendidikan untuk mempersiapkan putra-putra bangsa yang siap berjuang untuk Indonesia menuju kemerdekaan.
Pendidikan yang diajarkan dari kepemimpinan Ki Hadjar Dewantara yang dulu sangat populer dikalangan masyarakat mempunyai makna sendiri yang mengartikan. Ing Ngarso Sun Tulodo adalah menjadi seorang pemimpin harus mampu memberikan suri tauladan bagi bawahan atau anak buahnya.
Agar bekal yang harus dipegang teguh oleh seorang pemimpin adalah kata suri tauladan. Sebagai seorang pemimpin harus memiliki sikap dan perilaku yang baik dalam segala langkah dan tindakannya agar dapat menjadi panutan bagi anak buah atau bawahannya. Sama halnya dengan Ing Madyo Mbangun Karso.
Ing Madyo artinya di tengah-tengah, Mbangun berarti membangkitkan atau menggugah dan Karso diartikan sebagai bentuk kemauan atau niat. Akan hal itu, seorang pemimpin juga harus mampu memberikan inovasi-inovasi dilingkungan tugasnya dengan menciptakan suasana kerja yang lebih kondusif untuk keamanan dan kenyamanan kerja. Sehingga artinya Tut Wuri Handayani ialah seorang pemimpin harus memberikan dorongan moral dan semangat kerja dari belakang.
Akan hal itu, apakah semangat perjuangan dari para pahlawan pendidikan kita terdahulu masih terjaga hingga saat ini?
Memang, saat ini kita sekarang sudah merdeka. Tetapi, kemerdekaan yang telah dicapai oleh bangsa ini belum membuat bangsa Indonesia maju. Bahkan Indonesia masih tergolong negara yang masih berkembang. Kualitas pendidikan masih kalah tertinggal oleh negara jiran seperti Malaysia dan Singapura. Padahal kita tahu bahwa bangsa kita sudah lebih dahulu merdeka, yang lebih hebatnya lagi ditahun 1970 para putra bangsa Indonesia menjadi guru dan pengajar di Malaysia.
Sebenarnya apa yang salah dengan bangsa ini? Kita kita masih tertinggal? Apakah kualitas pendidikan kita saat ini menurun? Mengapa yang terjadi justru masih banyak rakyat miskin, tidak mempunyai keahlian, pengangguran dimana-mana.
Mengingat Undang-undang No.30 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa, dan negara. (Prayitno, 2009).
Perkembangan zaman dari tahun ke tahun biaya pendidikan di Indonesia semakin mahal. Bagi kalangan masyarakat kelas atas, tingginya biaya pendidikan tidak menjadi suatu masalah, karena menurut mereka pendidikan merupakan hal yang penting dan simbol yang memiliki makna tersendiri bagi mereka yang dapat menggambarkan dan mempertahankan status sosial ekonominya. Akan tetapi bagi masyarakat kelas bawah, mahalnya pendidikan tentu saja bukanlah hal yang diinginkan oleh mereka.
Apakah hal ini salah satu penyebab yang membuat sebagian bangsa Indonesia putus sekolah hingga mereka tidak mudah untuk mendapatkan lapangan pekerjaan? Apakah ini bagian dari kapitalisme sebagai sebuah budaya sekaligus sebagai ideologi masyarakat barat, mulai sejak lahirnya sampai saat ini telah memberi pengaruh yang cukup besar terhadap segala segi kehidupan masyarakat? Termasuk dalam hal pendidikan?
Bagaimana dengan pemimpin kita yang saat ini akan di hitung jumlah suara yang menjadi pemimpin bangsa Indonesia? Apakah pemimpin nanti mempunyai dan memahami nilai perjuangan seperti pahlawan Ki Hadjar Dewantara, yang mempunyai sifat Ing Ngarso Sun Tulodo, Ing Madyo Mbangun Karso, Tut Wuri Handayani?.
Semoga saja pada peringatan hari Pendidikan Nasional tahun ini, dijadikan sebagai tonggak perubahan ke arah yang lebih baik. Menjadi bangsa yang pintar dan bermatabat, yang akan membawa kepada kemajuan dan kemakmuran bangsa Indonesia.
Selamat memperingati Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2019.
Oleh :
Agsta Aris Afifudin.
Mahasiswa Universitas Peradaban, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Sumber : https://www.kompasiana.com/agstaaris_3077/5cca0b4b3ba7f710cf2982b2/memaknai-sejarah-hari-pendidikan-nasional