Pemprov DKI Jakarta Revitalisasi Pendidikan Ritel Bagi Siswa SMK

Jakarta – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menandatangani Perjanjian Kerja Sama dengan PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk dan PT. Alfamidi tentang penyelenggaraan pendidikan ritel bagi Sekolah Menengah Kejuruan di wilayah DKI Jakarta.

Penandatanganan tersebut, dihadiri oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Direktur PT Sumber Alfaria Trijaya Triwasono Sunu, PLT Kepala Dinas Pendidikan Bowo Irianto, Kepala Biro Tata Pemerintahan Premi Lasari, beserta SKPD terkait.

“Kita ingin agar lebih banyak lagi sekolah di Jakarta dimana proses pendidikan tak hanya di ruang kelas, tapi sebagian juga di dalam dunia kerja. Harapannya adalah (agar) mereka memahami apa yang terjadi di dunia nyata dalam aspek teknis pekerjaan,” ungkap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (4/10/2018).

Dalam sambutannya, Gubernur Anies menilai perjanjian kerja sama ini adalah sebuah hal yang penting.

Sebab, orientasi SMK itu sendiri adalah agar lulusannya nantinya dapat langsung bekerja sehingga bisa langsung masuk ke pasar tenaga kerja selepas dari sekolah.

“Selesai sekolah, langsung bekerja. Tidak ada masa tunggu. Untuk itu, maka perlu diperpendek hubungannya. Bila sekolah dan pemerintah berhubungan langsung dengan lapangan pekerjaan, maka ada proses interaksi yang menguntungkan antara keduanya,” kata Anies.

Anies menjelaskan salah satu masalah di Jakarta adalah masalah ketersediaan lapangan pekerjaan (unemployment).

Menurut Anies, lapangan pekerjaan di Jakarta sudah tersedia, namun antara suplai dengan permintaan dari pasar tenaga kerja tidak selalu memiliki ruang interaksi yang tepat.

Oleh karena itu, Anies meminta, penyusunan kurikulum bagi revitalisasi SMK ini agar tidak disusun bagi perancang teori tentang SMK.

Namun, kurikulum revitalisasi SMK juga harus melibatkan pihak sektor swasta seperti Alfamart dan Alfamidi, yang berperan dalam penyediaan lapangan kerja.

“Tugas guru di SMK menstrukturkan pengalaman di lapangan menjadi konsep tool framework. Sehingga proses belajarnya adopt learning process. Belajar di lapangan lalu distrukturkan dalam proses pembelajaran di kelas. Jangan dibalik, konseptual dulu baru di lapangan,” kata Anies.

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.