Sejak masa prasejarah hingga sekarang, kebudayaan Indonesia senantiasa mengalami proses dinamika. Kebudayaan kerap kali dalam transisi untuk menerima hal baru, bahkan ada kecenderungan untuk mempertahankan yang lama. Demikianlah pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan Indonesia didasarkan kepada proses dialog, memakan waktu cukup lama untuk menghasilkan bentuk kebudayaan baru yang dapat diterima oleh seluruh warga bangsa. Proses dialog dengan unsur-unsur kebudayaan asing, telah terjadi sejak masa protosejarah. Dalam era tersebut pengaruh kebudayaan sejenis yang datang dari luar kepulauan Nusantara, terutama dari daratan Asia Tenggara, mulai masuk dan diterima oleh nenek moyang bangsa Indonesia.
Perkembangan kebudayaan di Indonesia mempunyai tahapan yang berbeda-beda di tiap daerah dan mempunyai bentuk beraneka, sehingga secara budaya setiap wilayah Nusantara sejatinya merupakan bentuk budaya unikum dan tidak dijumpai di lingkup budaya daerah lainnya. Kebudayaan unikum di tiap daerah adalah cerminan dari kepribadian bangsa yang merupakan refleksi dari jati diri bangsa Indonesia. Ketika kebudayaan di tiap daerah tersebut diharapkan untuk tetap menjadi acuan dari generasi ke generasi berikutnya, sebagai simbol hakikat kebangsaan, maka diperlukan adanya pendokumentasian, inventarisasi, dan juga pengenalan kepada khalayak dari berbagai daerah. Saat itulah lembaga yang disebut museum sangat diperlukan. Dalam hal ini kaitan antara lembaga museum dan kebudayaan nasional beserta kebudayaan daerah yang unikum menjadi jelas. Museum adalah lembaga bagi kebanggaan perkembangan kebudayaan di tiap daerah di Nusantara.
Dewasa ini telah banyak didirikan museum di seluruh wilayah Indonesia. Agaknya telah tumbuh kebanggaan kepada pentingnya kebudayaan daerah sebagai komponen penegak kebudayaan nasional. Setiap peninggalan yang berhubungan dengan perkembangan sejarah kebudayaan Indonesia dapat dijadikan koleksi museum. Begitu pun setiap hasil kebudayaan etnik, dapat dijadikan bahan yang dipamerkan dalam museum-museum. Kehadiran museum mutlak adanya di Indonesia.
Walaupun kesadaran sejarah telah meningkat dan pembangunan bermacam museum terus terjadi, akar terbentuknya lembaga museum dan perkembangan lembaga tersebut masih belum banyak diketahui oleh insan permuseuman itu sendiri, apalagi oleh masyarakat luas. Pengetahuan tentang ikhwal terbentuknya museum dan perkembangan selanjutnya masih sangat parsial dan belum diintegrasikan ke dalam kesatuan narasi yang memadai. Karena itulah perlu segera disusun suatu buku khusus yang mendiskusikan permasalahan tersebut, sebelum pengetahuan tersebut terlupakan dan sukar untuk ditelusuri kembali. Buku yang perlu disusun adalah yang berisikan uraian tentang awal tumbuh dan berkembangnya permuseuman. Buku tersebut kemudian diberi judul Sejarah Permuseuman di Indonesia. Diharapkan dapat menjadi buku acuan bagi para peminat dan insan permuseuman pada umumnya di Indonesia