Dari Murid Mu yang Akan Sukses Karena Mu

Tugas sebagai seorang guru merupakan tugas yang sangat mulia, karena melalui wasilah para gurulah ilmu itu bisa tersampaikan. Menjadi seorang guru bukanlah hal yang sangat mudah, tetapi perlu keterampilan yang khusus supaya bisa menjadi guru yang professional.

Dalam pandangan Islam, guru merupakan tugas yang sangat mulia, sebagaimana dijelaskan Zuhri (1974: 103) menjadi guru adalah sangat mulia. Mendidik dan mengajar orang lain walaupun tidak ada sangkut pautnya  dengan hubungan family, tujuannya ingin membentuk manusia agar menjadi orang yang baik, berbadan sehat, berilmu dan berakhlak mulia.

Jika kita ingin memperoleh ilmu, salah satu syaratnya kita harus ada bimbingan dari guru, sebagaimana  tercantum dalam kitab Ta’lim Muta’allim karya az-Zarnuji (2012: 24) bahwa Ali bin Abi Thalib r.a berkata “ketahuilah, kamu tidak akan memperoleh ilmu kecuali dengan bekal enam perkara, yaitu : cerdas, semangat, bersabar, memiliki bekal, petunjuk atau bimbingan guru, dan waktu yang lama.

Tanpa seorang guru kita tidak akan mendapatkan ilmu apa-apa, karena hakikatnya guru adalah orang yang menjadi wasilah ilmu tersebut sampai. Saking pentingnya posisi guru dalam Islam, dijelaskan oleh Az-Zarnuji (2012: 27) Para pelajar tidak akan memperoleh ilmu dan tidak akan dapat mengambil manfaatnya, tanpa mau menghormati ilmu dan guru

Jika seorang pelajar tidak menghormati ilmu dan guru, maka pelajar tersebut tidak akan memperoleh ilmu tersebut. Karena jika kita menginginkan ilmu yang kita pelajari, disamping kita mencintai ilmunya, kita juga harus mencintai wasilah yang menyampaikan ilmu tersebut, yaitu guru.

Islam memposisikan guru sebagai orang yang mulia, dijelaskan oleh Sayyidina Ali karramallahu wajhahyang dikutip az-Zarnuji (2012: 28) beliau berkata “aku adalah sahaya (budak) orang yang mengajariku walau hanya satu huruf, jika dia mau silahkan menjualku, atau memerdekakan aku, atau tetap menjadikan aku sebagai budaknya.”

Saking dimuliakannya posisi guru dalam Islam, siapapun yang mengajari hanya satu huruf, maka itu bisa disebut guru. Di Hari Guru Nasional ini yang selalu diperingati setiap tahunnya, sejenak kita merenung peran guru bagi kehidupan kita semua begitu banyaknya, tetapi terkadang kita melupakan jasa-jasa mereka, bahkan sekedar mendo’akan pun mungkin kita lupa.

Begitu banyak jasa guru-guru kita selama ini, yang telah mengorbankan jiwa, raga, waktu, tenaga, pikiran dan yang lainnya demi mendidik murid-muridnya. Baik itu guru dari pendidikan formal, in formal maupun non formal, semuanya yang telah mendidik kita dengan kebaikan adalah guru kita.

Facebook Comments